Adat & Kebudayaan
Adat dan kebudayaan di Bali sangat erat kaitannya dengan agama dan kehidupan religius masyarakatnya.
Agama Hindu
Agama Hindu merupakan sebuah agama yang memiliki keselarasan dan kedamaian universal yang memandang individu atau manusia sebagai suatu keluarga besar.
Arti dan Lambang Pemujaan Hindu
Ajaran keagamaan Hindu yang disimbulkan dalam kegiatan upacara adalah dianggap sebagai alat yang suci untuk mencapai tujuan dan makna pemujaan tersebut.
Dewa Ganesha
Dewa Ganesha adalah dewa keberhasilan dan penghilang dari segala rintangan, yang harus dipuja pertama kali sebelum memuja dewa lain.
Etika Hindu
Etika dalam filsafat Hindu dikenal dengan istilah "10 Kebajikan" atau yang disebut dengan "Dharma Laksana", yang termuat dalam kitab Manu Smrti.
Hari Raya Galungan
Galungan adalah hari kemenangan Dharma melawan Adharma yaitu pemujaan terjadinya kemenangan kebenaran atas ketidakbenaran dengan restu Sang Hyang Widhi Wasa.
Hari Raya Kuningan
Hari Raya Kuningan diperingati setiap 210 hari atau 6 bulan sekali dalam kalender Bali tepatnya pada Saniscara Kliwon Wuku Kuningan. (1 bulan dalam kalender Bali = 35 hari).
Hari Raya Pagerwesi
Hari Raya Pagerwesi ini jatuh tiap 6 bulan ( 210 hari ) pada Rabu Kliwon Shita, Pagerwesi juga termasuk rerainan gumi, artinya hari raya untuk semua masyarakat, baik pendeta maupun rohaniawan.
Hari Raya Saraswati
Hari Saraswati di sebut juga hari Ilmu pengetahuan, dimana pada hari ini Sang Hyang Widhi telah menciptakan Ilmu pengetahuan bagi umat manusia untuk dapat selaras dengan alam.
Hari Raya Siwaratri
Hari Raya Siwaratri hari suci untuk melakukan pemujaan terhadap Hyang Widhi ( Tuhan Yang Maha Esa) dalam wujud Dewa Siwa.
Hari Raya Tumpek Landep
Hari raya Tumpek Landep adalah hari yang dikhususkan untuk memohon keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang dalam wujudnya sebagai Dewa Senjata ( Pasupati ).
Mekotek
Upacara Mekotek dilaksanakan dengan tujuan memohon keselamatan. Upacara yang juga di kenal dengan istilah ngerebek. Mekotek ini adalah warisan leluhur, adat budaya dan tradisi
Ngurek
Ngurek adalah atraksi menusuk diri dengan menggunakan senjata keris, ini berlangsung ketika para pelaku berada dalam keadaan kerasukan (diluar kesadaran).
Ogoh-ogoh
"Ogoh-Ogoh" merupakan karya seni patung yang menjadi ikon ritual yang secara tradisi sangat penting dalam penyambutan perayaan Hari Raya Nyepi atau Tahun Baru Saka.
Penjor
Dalam ajaran agama Hindu simbul dikenal dengan kata "niasa" yaitu sebagai pengganti dari yang sebenarnya. Bukan hanya keagamaan saja yang menggunakan simbul, aspek kenegaraan dan berbangsapun memakai simbul.
Sejarah Hindu
Hindu adalah agama tertua di dunia (dahulu dikenal dengan nama Sanatana Dharma), yang diinspirasikan oleh "Wahyu Tuhan" untuk para Rsi di India pada ribuan tahun Sebelum Masehi.
Sejarah Hindu Bali
Perkembangan Hindu di Bali dikarenakan pengaruh dari Jawa Tangah dan Jawa Timur sebelum abad ke-8, dengan ditemukan fragmen pada prasasti di desa Pejeng, Gianyar.
Sejarah Hindu Indonesia
Sejarah perkembangan agama Hindu di Indonesia bermula pada awal tahun Masehi yang disebarkan oleh Rsi Agastya, yang berjulukan "Agastya Yatra" dan "Pita Segara".
Subak
Subak adalah salah satu bentuk lembaga kemasyarakatan pada masyarakat Bali yang bersifat tradisional dan yang dibentuk secara turun temurun oleh masyarakat umat Hindu Bali.
Tari Barong & Tari Kecak
Tari Barong dan Tari Kecak adalah dua tarian tradisional yang merupakan lambang budaya Bali, yang menjadikan Bali terkenal sebagai salah satu tempat wisata terbaik di dunia
Tutug Kambuhan
Upacara Tutug Kambuhan bermakna membersihkan jiwa raga sang bayi dari pengaruh buruk, sedangkan untuk ibu membersihkan dari segala noda dan kotoran, ungkapan rasa berterima kasih kepada Nyama Bajang
Upacara Bhuta Yadnya
Upacara Bhuta Yadnya adalah upacara yang di tujukan kepada Bhuta Kala agar jangan mengganggu ketentraman kehidupan manusia di dunia.
Upacara Buda Cemeng Klawu
Upacara Buda Cemeng Klawu atau disebut juga Buda Wage Klawu adalah upacara pemujaan dan permohonan doa agar mendapat rezeki atau dibukakan pintu rezeki, upacara ini juga sebagai ungkapan terima kasih karena telah diberikan kekayaan,
Upacara Bukakak
Upacara Bukakak adalah upacara yang bermakna permohon kepada Sang Pencipta dalam perwujudan Dewi Kesuburan untuk diberikan kesuburan bagi tanah pertanian yang diolah, dan juga berharap akan mendapatkan hasil panen yang baik dan melimpah ruah.
Upacara Kematian Orang Meninggal Di Laut
Upacara kematian orang meninggal di laut yang dilakukan oleh umat Hindu di Bali.
Upacara Kepus Puser
Upacara Kepus Puser atau Pupus Puser bisa juga di sebut Penelahan. Kepus Puser artinya lepasnya tali puser yang tersisa saat bayi lahir. Umat Hindu di Bali meyakini, saat lepasnya tali puser ini merupakan suatu kejadian yang penting dan patut di upacarai,
Upacara Madiksa
Upacara Madiksa bertujuan meningkatkan kesucian diri secara lahir batin dari seorang Welaka (orang biasa) menjadi orang suci (Pendeta/Sulinggih), upacara Madiksa termasuk dalam upacara Rsi Yadnya,
Upacara Mawinten
Upacara Mawinten bermakna pembersihan diri secara lahir batin, secara lahir, diri bersihkan atau dimandikan dengan air yang telah disatukan dengan berbagai aneka bunga/kembang, sedangkan secara batin,
Upacara Mecaru
Upacara Mecaru bisa juga disebut Butha Yadnya, ini adalah suatu upacara untuk menjaga mengharmoniskan hubungan antara manusia dengan alam lingkungan sekitarnya,
Upacara Med Medan
Upacara Med Medan diadakan sehari setelah Hari Raya Nyepi sore harinya yaitu pada hari Ngembak Geni menyambut tahun baru Saka,
Upacara Megedong Gedongan
Upacara Megedong Gedongan adalah upacara yang dilakukan untuk penyucian bayi yang masih ada dalam kandungan ibunya.
Upacara Melarung Bumi
Upacara Melarung Bumi disebut juga Mecaru Bumi, upacara ini bermakna membersihkan bumi dari pengaruh buruk dan negatif yang bisa merusak kehidupan manusia juga menjaga kelestarian alam dan lingkungan.
Upacara Melaspas
Upacara Melaspas bermakna upacara yang bertujuan membersihkan dan menyucikan bangunan yang baru selesai dibangun/dibuat atau baru ditempati kembali, seperti rumah, kantor, toko, kandang dan lain lain.
Upacara Melasti
Pelaksaan Upacara Melasti dilakukan tiga hari (tilem kesanga) sebelum Hari Raya Nyepi, Upacara Melasti bisa juga sebut upacara Melis atau Mekilis,
Upacara Melukat
Upacara Melukat adalah upacara pembersihkan pikiran dan jiwa secara spiritual dalam diri manusia. Upacara Melukat ini dilaksanakan pada hari baik dan merupakan adat tradisi yang sudah dilakukan oleh umat Hindu di Bali
Upacara Menek Kelih
Upacara Menek Kelih bermakna puji syukur, memohon keselamatan kehadapan Hyang Samara Ratih dalam manifestasinya Hyang Widhi (Tuhan Yang Maha Esa) agar dituntun dan diberikan jalan baik dan benar juga di jauhkan dari hal hal yang menyesatkan
Upacara Mependem Ring Geni
Upacara Mapendem Ring Geni adalah bentuk upacara pembakaran bagi jenasah yang baru meninggal dunia, namun belum dapat disebut Ngaben. Upacara Mapendem Ring Geni termasuk dalam upacara Pitra Yadnya,
Upacara Ngaben
Ngaben adalah suatu upacara pembakaran mayat yang dilakukan umat Hindu di Bali, upacara ini dilakukan untuk menyucian roh leluhur orang sudah wafat menuju ketempat peristirahatan terakhir
Upacara Ngaben Swasta Agni
Upacara Ngaben Swasta Agni adalah upacara pembakaran mayat yang dilakukan sederhana dengan biaya rendah. Upacara Ngabenan Swasta Agni termasuk dalam upacara Pitra Yadnya,
Upacara Ngaben Tikus
Upacara Ngaben Tikus adalah salah satu tradisi kebudayaan agraris yang sudah di lakukan oleh masyarakat Bali secara turun temurun sejak zaman dahulu.
Upacara Ngalepas Hawon
Upacara Ngalepas Hawon ini bermakna untuk melepaskan segala kotoran yang berada di tubuh bayi dan ibunya secara lahir batin juga agar dilindungi dan diberkati oleh Hyang Widhi (Tuhan Yang Maha Esa).
Upacara Ngembak Geni
Hari Ngembak Geni adalah berakhirinya waktu melakukan Brata Nyepi, pelaksanaan hari Ngembak Geni ini jatuh sehari setelah Hari Raya Nyepi.
Upacara Ngempugin
Upacara Ngempugin bermakna pertama kalinya tumbuhnya gigi pada anak. Upacara ini bertujuan sebagai permohonan kepada Hyang Widhi agar anak giginya tumbuh dengan baik.
Upacara Ngenteg Linggih
Upacara Ngenteg Linggih mempunyai makna upacara mensucikan dan mensakralkan Niyasa tempat memuja Hyang Widhi. Dalam bahasa Bali Ngenteg artinya mengukuhkan, dan Linggih artinya kedudukan.
Upacara Ngeroras
Upacara Ngeroras bermakna pemujaan untuk menghormati para leluhur atau orang yang telah meninggal. Ngeroras bisa disebut juga Nyekah, Mamukur, Panileman dan Maligia.
Upacara Nyambutin
Upacara Nyambutin adalah upacara pemujaan dan permohonan kehadapan Hyang Widhi agar jiwa di si bayi diberkati dan benar-benar menyatu kembali kepada raganya,
Upacara Otonan
Dalam masyarakat Hindu Bali terdapat berbagai upacara, salah satu kegiatan upacara tersebut adalah Otonan. Otonan sendiri mengandung pengertian sebagai hari kelahiran berdasarkan wuku kalender Hindu Bali.
Upacara Pasupati
Upacara Pasupati bermakna pemujaan memohon berkah kepada Hyang Widhi (Sang Hyang Pasupati) untuk dapat menghidupkan dan memberikan kekuatan magis terhadap benda-benda tertentu yang akan dikeramatkan.
Upacara Pawiwahan Sadampati
Upacara Pawiwahan Sadampati mempunyai makna sebagai upacara kesaksian ke hadapan Hyang Widhi (Tuhan Yang Maha Esa) dan juga kepada masyarakat bahwa kedua orang yang bersangkutan telah
Upacara Perang Api
Upacara Perang Api atau Siat Geni bermakna sebagai symbol mengusir roh jahat/bhuta kala. Pelaksanaan upacara perang api ini dilakukan pada saat pengerupukan sebelum Hari Raya Nyepi esok harinya.
Upacara Perang Ketupat
Upacara Perang Ketupat atau sering juga disebut Aci Rah Pengangon merupakan upacara bermakna bentuk ungkapan rasa terima kasih kepada Sang Hyang Widhi, atas hasil panen, terhindar dari kekeringan,
Upacara Perang Pandan
Upacara Perang Pandan adalah upacara persembahan yang dilakukan untuk menghormati Dewa Indra (dewa perang) dan para leluhur. Perang Pandan disebut juga mekare-kare.
Upacara Perang Pisang
Upacara Perang Pisang bisa juga disebut dengan mesabatan biu, tradisi perang pisang terdapat ini di Desa Tenganan Daud Tukad, Kecamatan Maggis, kabupaten Karangasem,
Upacara Perkawinan Adat Bali
Dalam ajaran Hindu terdapat empat tahap dalam mencapai tujuan hidup, adapun tujuan hidup tersebut dinamakan Catur Purusa Artha terdiri dari Dharma, Artha, Kama dan Moksa.
Upacara Piodalan
Upacara Piodalan adalah upacara pemujaan ke hadapan Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) dengan segala manifestasinya lewat sarana pemerajan, pura, kahyangan, saat hari- hari tertentu.
Upacara Potong Gigi
Upacara Potong Gigi mengandung arti pembersihan sifat buruk yang ada pada diri manusia. Potong gigi dalam bahasa Bali Mepandes bisa juga disebut Matatah atau Mesanggih, dimana 6 buah taring yang ada di deretan gigi atas dikikir atau ratakan,
Upacara Purnama
Upacara Purnama adalah pemujaan terhadap dewa Chandra dan merupakan hari suci bagi umat Hindu di Bali, Upacara Purnama ini bermakna memohon berkah dan karunia dari Hyang Widhi (Tuhan Yang Maha Esa)
Upacara Sudhi Wadhani
Upacara Sudhi Wadhani adalah upacara pengukuhan/pengesahan dan janji seseorang yang sebelumnya bukan beragama Hindu menjadi penganut agama Hindu yang di dasari keikhlasan tanpa paksaan.
Upacara Tanggal Gigi
Upacara Tanggal Gigi bertujuan mempersiapkan anak untuk mempelajari ilmu pengetahuan, upacara ini termasuk manusa Yadnya, Manusa Yadnya sendiri maknanya adalah suatu upacara suci atau pengorbanan suci demi kesempurnaan hidup manusia
Upacara Tilem
Upacara Tilem bermakna sebagai upacara pemujaan terhadap Dewa Surya, pada saat upacara tilem ini dilaksanakan sembahyang dan pemujaan memohon berkah dan karunia dari Hyang Widhi
Upacara Tumpek Kandang
Upacara Tumpek Kandang adalah upacara yang memuja keagungan Tuhan Yang Maha Esa melalui pemeliharaan atas ciptaan-Nya berupa binatang ternak atau hewan peliharaan.
Upacara Tumpek Wayang
Upacara Tumpak Wayang mengandung makna hari kesenian, karena pada hari itu dipercaya lahirnya berbagai jenis alat seni dan kesenian seperti gong, gender,wayang , barong, dll.
Upacara Yadnya
Upacara Yadnya merupakan satu bentuk kewajiban yang harus dilakukan oleh umat manusia di dalam kehidupannya sehari-hari, Yadnya sendiri bermakna suatu pengorbanan atau persembahan suci yang tulus dan ikhlas, (Toedebona)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar